Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Gaya Manajemen Kepemimpinan dan Ciri - Cirinya

Daftar Isi

Gaya Manajemen Kepemimpinan dan Ciri - Cirinya

Apakah saat ini Anda sedang mencari gaya manajemen yang dapat diterapkan pada seluruh karyawan Anda? Jika ya, maka lebih baik untuk menghentikan usaha Anda. 

Mengapa demikian? Karena para ahli manajemen telah menyepakati bahwa tidak ada satu gaya manajemen yang paling baik untuk digunakan. Bahkan, lebih efektif bila Anda menggunakan beberapa gaya manajemen yang sesuai dengan situasi dan kondisi.

Pendekatan ini, yang dikenal dengan "situational leadership" atau kepemimpinan situasional, meminta seorang manajer untuk bersikap fleksibel dan memiliki kemampuan untuk mengubah gaya manajemennya sesuai dengan situasi dan kondisi karyawan. Hal ini ditentukan oleh jawaban atas dua pertanyaan penting: 

1. Seberapa kompeten karyawan Anda dalam menyelesaikan tugas-tugasnya? 

2. Seberapa mandiri karyawan Anda dalam melakukan tugas-tugasnya sendiri?

Kesuksesan seorang manajer tidak ditentukan oleh gaya manajemen apa yang paling cocok bagi dirinya, melainkan gaya manajemen apa yang paling cocok bagi karyawannya. Seorang manajer yang baik harus memahami kebutuhan dan kompetensi setiap karyawannya, sehingga dapat menentukan gaya manajemen yang paling sesuai untuk setiap karyawan.

Kepemimpinan Situasional (Situasional Leadership)

Kepemimpinan situasional terdiri dari empat gaya berbeda, yaitu: 

1. Gaya "Directing" (Pengarahan)

Gaya ini ditandai dengan memberikan petunjuk dan instruksi kepada karyawan, melakukan supervisi yang ketat terhadap kinerja mereka, dan membuat hampir semua keputusan dan memecahkan masalah sendiri. 

Gaya ini sangat cocok untuk diterapkan pada karyawan baru atau mereka yang belum memiliki kemampuan dan kinerja yang baik, atau saat dalam situasi krisis dan tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan konsultasi dengan karyawan. Namun, manajer yang terus-menerus menggunakan gaya ini akan mudah dilihat sebagai manajer yang otoriter.

2. Gaya "Consultative atau Coaching" (Konsultasi atau Bimbingan)

Gaya ini meminta manajer untuk tetap memberikan arahan dan instruksi, tetapi juga mulai melibatkan karyawan lebih banyak dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Gaya ini diterapkan dengan meminta opini pribadi karyawan, mengajukan pertanyaan, dan menunjukkan perhatian terhadap mereka sebagai individu. 

Gaya ini cocok untuk diterapkan pada karyawan yang sudah tidak lagi baru, tetapi belum memiliki tingkat keterampilan dan kepercayaan diri yang tinggi untuk menangani tugas-tugas mereka sendiri.

3. Gaya “Supporting” (Dukungan)

Gaya "supporting" / dukungan memerlukan manajer untuk memberikan dukungan emosional dan motivasi pada karyawan yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas mereka, tetapi masih membutuhkan dorongan untuk memperoleh keyakinan dalam diri mereka. 

Dalam hal ini, manajer bertindak sebagai pelatih dan pembimbing, membantu karyawan untuk memecahkan masalah dan membangun kemandirian dan kepercayaan dalam diri mereka. Dengan cara ini, manajer berkontribusi untuk peningkatan kapasitas dan kinerja karyawan.

4. Gaya “Delegating” (Delegasi)

Gaya keempat dalam kepemimpinan situasional dikenal sebagai gaya delegasi. Anda menerapkan gaya ini pada karyawan yang memiliki keahlian dan memiliki keyakinan dalam melakukan tugas mereka. Dalam hal ini, mereka mampu mengelola diri sendiri dan hanya datang pada Anda untuk membicarakan proyek baru atau tugas baru atau untuk meminta bantuan. 

Namun, perlu diingat bahwa jika Anda menerapkan gaya ini sebelum karyawan benar-benar siap, mereka dapat merasa bahwa Anda hanya berperilaku sebagai atasan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa karyawan benar-benar siap untuk menerima tanggung jawab dan tugas baru sebelum Anda menerapkan gaya delegasi.

Ciri - Ciri Gaya Kepemimpinan Situasional

Menurut teori kepemimpinan situasional karya Hersey dan Blanchard, terdapat empat gaya dasar yang dapat digunakan oleh seorang pemimpin untuk memimpin bawahannya. Masing-masing gaya memiliki tujuan dan tahap yang berbeda. 

Keempat gaya dasar tersebut adalah:

1. Mengarahkan/Telling (S1)

Pemimpin memberikan petunjuk secara jelas dan terperinci kepada bawahannya mengenai tugas yang harus dilakukan, serta bagaimana melakukannya. Gaya ini mirip dengan gaya kepemimpinan otokratis.

2. Menjual/Selling (S2)

Pemimpin membantu bawahannya untuk memahami dan memiliki keterlibatan dalam tugas dan proses dengan membawa ide dan pesan yang berkaitan. Gaya ini melibatkan supervisi dan diskusi yang proaktif antara pemimpin dan bawahan.

3. Berpartisipasi/Participating (S3)

Pemimpin memberikan lebih banyak kelonggaran dan partisipasi aktif bagi bawahannya. Pemimpin masih memiliki peran dalam mengarahkan beberapa area, namun bawahan juga memiliki peran yang aktif dalam membuat keputusan dan menyelesaikan tugas.

4. Mendelegasikan/Delegating (S4)

Pemimpin sepenuhnya mengalihkan tanggung jawab tugas kepada bawahan, tidak lagi terlibat dalam proses pembuatan keputusan oleh karyawan.

Untuk menjalankan teori kepemimpinan situasional secara efektif, Hersey dan Blanchard menyarankan agar pemimpin terlebih dahulu mengidentifikasi tingkat kesiapan dan peran dari masing-masing anggota tim dalam organisasi.

Memilih Gaya Manajemen Kepemimpinan yang Ideal

Memilih gaya manajemen yang tepat untuk karyawan anda membutuhkan evaluasi yang cermat mengenai kemampuan dan kemandirian karyawan dalam melakukan tugas-tugas mereka. 

Pilihlah gaya "directing" bila keterampilan karyawan masih rendah, gunakan gaya "coaching" bila karyawan anda cukup kompeten, gaya "supporting" untuk karyawan yang kompeten namun kurang berani, dan gaya "delegating" untuk karyawan yang terampil dan berani mengambil keputusan.

Ketidaktepatan dalam memilih gaya manajemen bisa menimbulkan masalah pada produktivitas dan moral karyawan. Misalnya, menggunakan gaya "directing" pada karyawan yang sudah kompeten akan membuat mereka merasa tidak dipercayai dan membuat kepercayaan diri dan kemampuan mereka menurun. 

Sebaliknya, menggunakan gaya "supporting" dan "delegating" pada karyawan yang belum siap akan mengarah pada kegagalan bagi kedua belah pihak. Dengan memahami kondisi dan kebutuhan karyawan, dan memilih gaya manajemen yang sesuai, anda dan karyawan akan dapat mencapai tujuan dengan sukses dan memuaskan.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan gaya manajemen yang efektif, antara lain:

  • Terus mengubah gaya manajemen sesuai dengan perkembangan kemampuan dan kepercayaan diri karyawan, karena jika tidak, karyawan akan terjebak pada tingkat pengembangan diri yang rendah.
  • Siap untuk menggunakan gaya manajemen yang berbeda pada setiap karyawan, karena setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dan gaya manajemen yang berbeda juga mungkin diperlukan untuk tugas-tugas tertentu.
  • Selalu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri karyawan, meskipun tidak semua karyawan dapat mengikuti gaya manajemen anda.

Kelebihan dan Kekurangan Gaya Manajemen Kepemimpinan Situasional

Melalui teori kepemimpinan situasional, lingkungan kerja dapat menjadi lebih kondusif dan efektif karena budaya dan cara manajemen yang diterapkan oleh pemimpin menyesuaikan diri dengan kesiapan dan kebutuhan tim. Hal ini mempengaruhi kinerja tim secara keseluruhan, karena pemimpin menggunakan gaya yang mampu memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerja dan efektivitas mereka.

Ada banyak manfaat / kelebihan lain dari teori kepemimpinan situasional yang perlu diketahui, di antaranya:

  • Menyelaraskan ton kinerja yang umum
  • Menonjolkan pengaruh multi-arah
  • Memanfaatkan penugasan yang spesifik sebagai ukuran kinerja
  • Memungkinkan pemimpin untuk mendorong perubahan perilaku secara efektif
  • Mempercepat laju dan kualitas pengembangan karyawan
  • Mengajarkan para pemimpin untuk menafsirkan dan menanggapi lingkungan mereka secara akurat dan efektif.

Walaupun memiliki banyak kelebihan, teori kepemimpinan situasional juga memiliki beberapa kekurangan, seperti:

  • Menimbulkan kebingungan dalam tim ketika pemimpin harus mengubah pendekatannya untuk satu anggota tim
  • Anggota tim membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang tiba-tiba
  • Dapat mengganggu semangat dan hubungan tim dengan pemimpin
  • Berpotensi untuk menjadi tindakan manipulatif dan koersif jika tidak dilakukan dengan cermat oleh pemimpin.

Kesimpulan

Pendekatan kepemimpinan situasional sangat populer untuk memanajemen orang karena memperhitungkan perbedaan masing-masing orang dan membantu memotivasi karyawan untuk berkembang, baik dalam hal kompetensi dan kemandirian. Dengan mempelajari gaya manajemen situasional, tugas manajemen akan semakin mudah karena karyawan akan belajar untuk mengatur dirinya sendiri.

Referensi:

The Situational Theory of Leadership

Choosing the Right Management Style, Dawn Hodson, Women as Managers

Post a Comment for " Gaya Manajemen Kepemimpinan dan Ciri - Cirinya"