Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Memaknai Pilihan Hidup - Hidup Itu Indah

pilihan-hidup

Apakah hidup itu indah? Dalam hidup ini, kita tidak akan terlepas dari pilihan yang ada. Apakah pilihan itu menyenangkan atau menyakitkan bagi kita. Bagaimana pilihan itu sesuai atau tidak, tergantung dari sudut mana kita memandangnya. 

Apakah pandangan egoisme diri atau pandangan akal berbaur dengan rasa dan logika. Hidup itu pilihan, konsekuensi dari kalimat ini adalah bagaimana kita bisa memilih dengan tepat apa yang terbaik, mengacu pada rasa, logika, dan iman kita.

Hidup Itu Indah - Kisah Dua Kakak Beradik

Alkisah, ada sebuah keluarga yang harmonis, kaya, dan terpandang. Keluarga tersebut memiliki dua orang anak yang terdiri atas seorang putra dan putri. Putra-putrinya tumbuh dengan sehat dan pintar. Hal ini menambah keharmonisan dalam keluarga tersebut.

Hingga pada suatu hari keluarga itu mengadakan perjalanan menuju ke kampung halaman sang ayah. Namun ditengah perjalanan, mobil yang dikendarai mereka mengalami kecelakaan dan menewaskan ayah dan ibu kedua anak tersebut. 

Tentu saja kedua anaknya merasa sedih dan sangat kehilangan. Di usia yang masih belia, mereka harus ditinggalkan oleh kedua orangtua yang mereka sayangi.

Akhirnya kedua anak itu diasuh oleh paman mereka dan menetap di kampung asal kedua orangtuanya. Rumah mewah beserta isinya yang ada di kota dijual dan uangnya dikelola oleh sang paman.

Awal keberadaan di kampung tersebut membuat dua orang kakak beradik itu harus beradaptasi. Suasana kampung yang asing, mau tidak mau menjadi bagian dari kehidupan mereka saat ini. 

Sang kakak sangat manja dan enggan berbaur dengan orang kampung pada umumnya. Ia malas bersosialisasi dengan teman baru di sekolahnya dan seringkali menyendiri asyik dengan handphone, game, dan benda elektronik lainnya.

Berbeda dengan sang adik. Ia justru senang bertemu dan bergaul dengan teman barunya. Berlarian ke sawah mencari belut, bermain bola ketika hujan deras menyapa, dan bermain layangan saat petang tiba. 

Sang adik lebih hitam dan kurus, namun keceriaan tetap terpancar di rona wajahnya yang kelam. Sang kakak tumbuh tambun dan putih, lebih senang berada di rumah dan asyik dengan dunia mayanya.

Hari demi hari pun berganti. Sang paman sudah mulai memberikan kewajiban bekerja kepada kedua keponakannya. Masing-masing mendapatkan tugas menimba air sebelum mandi pagi menjelang pergi ke sekolah. 

Di usia mereka yang sudah cukup besar, sang kakak telah menginjak kelas 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP), adapun sang adik sudah menginjak kelas 6 Sekolah Dasar (SD). Ember yang digunakan untuk menimba pun tidak terlalu besar karena sang paman sudah menyesuaikan dengan kemampuan mereka berdua.

Hari pertama bertugas, sang kakak menyuruh sang adik untuk menimba air bagiannya. Sang adik yang kuat dan baik menuruti perintah sang kakak tanpa diketahui oleh sang paman. Kerja sang adik menjadi dua kali lipat, dari tugas yang seharusnya ia lakukan.

Hingga sampailah pada suatu hari sang paman mengetahui sikap sang kakak tersebut. Akhirnya, setiap pagi sang paman menyuruh sang kakak menimba dua kali lipat dari tugas awal. Sang kakak kaget, dan bingung harus melakukannya. 

Ketika hendak menimba, badannya yang tambun bukan menarik tali timba dengan kerasnya, sehingga kayu penopang patah sehingga ia terjatuh hampir masuk ke dalam sumur pekat serta dalam. Untung sang paman dengan sigap menangkapnya dan ia terselamatkan.

Sang paman mulai keras kepada sang kakak. Ia mengajari kemandirian dan sosialisasi. Namun, di usianya yang semakin dewasa, kemalasan yang sudah dipupuk seakan mendarah daging dalam hidupnya. Ia tetap saja malas dan enggan melakukan apa yang pamannya ajarkan.

Pada suatu ketika, terjadi banjir di kampung tersebut dan membanjiri rumah yang mereka huni. Sang paman dan adik dengan sigap berenang dan menyelamatkan barang yang mungkin bisa dibawa. Mereka menggandeng lengan sang kakak dengan kuat agar ikut berenang. 

Tapi sayang, badannya yang tambun dan diperparah tidak memiliki keahlian dalam berenang membuat sang kakak harus tenggelam bersama arus kuat yang membawa barang dan telah menghancurkan rumah mereka.

Makna Kehidupan

bersyukur

Hikmah yang dapat kita ambil dari kisah di atas adalah, pilihan mana yang kita ambil. Apakah pilihan karena keinginan pribadi dan kesenangan semata atau apakah pilihan ingin berubah dan memulai dengan usaha dan pengorbanan? Apakah kita akan hidup dengan perjuangan dan pengorbanan ataukah kita akan mati dengan kemalasan dan keegoisan kita?

Hidup adalah pilihan, bagaimana kita menghargai hidup yang hanya sebentar dan sekali di dunia ini. Waktu yang sudah lewat tidak akan berulang, penyesalan pasti terjadi belakangan. Pandangan ke depanlah yang akan menjadikan hidup kita menjadi lebih hidup. 

Saat kita memilih dan ternyata pilihan itu benar, anggaplah itu sebuah keberuntungan dan harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sebagai jalan kehidupan yang harus dipegang dengan bersungguh-sungguh. Jadikanlah hal itu sebagai pilihan hidup menuju hidup yang lebih baik lagi.

Bersyukur

Rasa bersyukur dan berterima kasih harus kita tujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bersyukur atas pilihan yang benar dan telah diputuskan sehingga nasib baiklah yang kita dapatkan. Bersyukur kepada Tuhan bahwa itu adalah menjadi kehendak-Nya, atas hidup kita dan apa yang sudah kita jalankan dan tempuh selama ini.

Namun ketika pilihan yang dianggap benar dan ternyata itu adalah jalan salah dan tidak tidak sesuai dari seharusnya, maka kita tidak perlu menghabiskan waktu untuk menyesalinya dan menangisi hal tersebut. Akan tetapi, gunakanlah waktu yang ada untuk mengubah kesalahan ketika memilih itu dan mengarahkannya kembali ke arah yang benar.

Salah satu caraya adalah dengan memperbaiki sudut pandang dan cara hidup lebih baik dengan memetik pembelajaran dari kesalahan yang telah kita lakukan pada masa lalu. Dengan demikian, kita tidak dihantui dengan rasa bersalah dan kecewa yang berkepanjangan.

Rasa takut dan pengharapan hanya kita tujukan pada Sang Pemiliki langit dan bumi. Kepada-Nya lah kita memohon dan meminta. Kepada-Nya lah kita berharap akan pilihan yang terbaik dan benar. 

Semoga kita menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya tempat mengadukan keluh kesah yang ada dan semoga kita bisa menjadi hamba Tuhan sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan.

Pilihlah sebuah pilihan yang memang memiliki nilai-nilai baik dan pilihan tersebut dapat kita pertanggungjawabkan di dunia dan juga di akhirat kelak. Pilihan tersebut akan menjadi saksi untuk kehidupan kita selanjutnya.

Semoga kita menjadi hamba Tuhan yang memiliki hati lembut dan penuh penyesalan atas dosa yang sudah dilakukan, sehingga kita dapat menyatakan bahwa hidup ini menjadi pilihan yang indah dan penuh makna. 

Kita dapat mengambil kisah atas pilihan-pilihan orang terdahulu dan kisah para pecinta Tuhan yang memilih perjuangan untuk kehendak Tuhan dibandingkan ego pribadinya.

Teruslah belajar, sehingga kita memiliki keluasan terhadap ilmu dan pengetahuan. Luas akan kebijaksanaan dan pintu maaf membentang luas sehingga kita menjadi hamba Tuhan yang Tuhan banggakan.

Jadi, kuncinya adalah jadikan hidup itu indah untuk selama - lamanya.

Post a Comment for " Memaknai Pilihan Hidup - Hidup Itu Indah"