Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pentingnya Manajemen Konflik dalam Kehidupan

Pentingnya Manajemen Konflik dalam Kehidupan

Pada dasarnya, tidak ada manusia yang diciptakan tanpa masalah. Masalah yang terjadi adalah ujian kehidupan bagi setiap manusia. Oleh sebab itu, sangatlah aneh jika seseorang justru menghindari masalah dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan apalagi agama. 

Oleh karenanya, setiap manusia hendaknya sadar akan kekurangannya dan mempersiapkan diri untuk membuat sebuah manajemen konflik yang baik. 

Definisi Manajemen Konflik

Manajemen konflik adalah sebuah usaha untuk mengatur masalah maupun konflik yang terjadi pada setiap individu ataupun kelompok. 

Manajemen konflik juga dapat diartikan sebagai sebuah usaha untuk menghadapi perselisihan dengan cara yang efektif dan seimbang (businessdictionary.com). 

Pada intinya, manajemen konflik adalah cara seseorang mengatur masalahnya agar tetap terkontrol dan tidak membuat lubang masalah yang lebih besar.

Cara Merealisasikan Manajemen Konflik 

Melakukan manajemen konflik memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena watak setiap manusia berbeda-beda, ada yang lembut dan ada yang keras, ada penyabar dan ada pemarah serta berbagai macam bentuk watak manusia lainnya. 

Namun, bukan berarti membuat manajemen konflik menjadi mustahil. Justru dari masalah-masalah yang ada seharusnya dapat terlahir banyak ide cemerlang untuk menyelesaikannya, tidak terkecuali dalam masalah hati.

Berikut adalah beberapa poin penting yang harus dilakukan dalam manajemen konflik, antara lain:

1. Komunikasi

Poin pertama yang sering dilupakan ketika seseorang dirundung masalah adalah komunikasi. Kurangnya komunikasi dengan pasangan hidup, teman, atau kekasih justru dapat membuat masalah semakin rumit. 

Biasanya, orang-orang yang tengah dirundung masalah cenderung menyendiri di dalam kamar atau di tempat-tempat lainnya, padahal hal itu tidak akan menyelesaikan masalah. 

Bukan berarti tidak boleh menyendiri, namun kita hendaknya memahami bahwa terlalu lama menyendiri justru akan menjadi masalah baru bagi diri kita sendiri.

Ada sebuah kisah nyata tentang seorang istri yang mengalami kekurangan uang untuk membeli kebutuhan rumah tangga. Karena takut berbicara dengan suami, akhirnya ia memutuskan pergi ke rentenir untuk meminjam uang. 

Ketika masa jatuh tempo pembayaran tiba, karena tidak dapat membayar, ia lalu meminjam lagi kepada rentenir lainnya guna menutupi utang kepada rentenir pertama. Kejadian itu terus berulang hingga akhirnya sang suami baru mengetahui setelah jumlah tagihan itu membengkak. 

Kisah ini merupakan salah satu contoh ketika seseorang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi untuk membuat manajemen konflik sehingga akhirnya berujung pada konflik yang lain.

2. Membuat Perencanaan

Tidak ada manusia yang sempurna dan tidak ada manusia yang dapat menebak nasib dirinya sendiri bahkan dukun sekalipun. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada esok hari dan kita tidak tahu masalah apa yang akan menimpa kita pada waktu yang akan datang. 

Poin kedua ini adalah salah satu poin penting dalam manajemen konflik sebagai antisipasi terjadinya masalah. Tidak ada salahnya seseorang membekali diri untuk menghadapi segala hal yang akan terjadi meskipun pada kenyataannya belum terjadi. Ketika saat itu tiba, ia sudah siap untuk menghadapinya.

Ketika seseorang memiliki prinsip let it flow, ia harus bertanya pada dirinya sendiri mengapa memiliki prinsip tersebut. Sebab, sikap seperti itu dikhawatirkan akan menjadikannya sebagai orang yang manja, yang hanya ingin senang tanpa ingin melalui rintangan kehidupan. 

Akhirnya, orang-orang seperti ini akan lebih memilih jalan keluar yang merugikan diri sendiri dan terkesan tidak sabar dalam menghadapi sekelumit konflik di dalam hidup. 

3. Sabar

Bersabar memang bukan perkara mudah. Namun, ternyata sabar adalah salah satu komponen penting yang menentukan keberhasilan menghadapi suatu konflik di dalam kehidupan. 

Jangan pernah melupakan komponen sabar di dalam sebuah perselisihan. Sebab, dengan kesabaran seseorang akan dapat berpikir lebih jernih dibandingkan dengan orang yang lebih mengedepankan emosinya untuk menyelesaikan suatu masalah.

4. Pengertian

Poin keempat ini cocok digunakan dalam konflik yang bersifat kolektif atau konflik bersama, seperti di dalam keluarga, di lingkungan organisasi, dan di berbagai perkumpulan lainnya.

Hal ini penting mengingat bahwa manusia tidak ada yang diciptakan sama persis. Semua diciptakan berbeda-beda agar kita dapat saling mengenal satu sama lain.

Di dalam sebuah konflik yang bersifat kolektif, pasti akan ditemukan perbedaan pandangan dari setiap kelompok atau orang. Perbedaan pandangan inilah yang harus kita sikapi dengan bijaksana. 

Seringkali perbedaan pandangan di dalam sebuah organisasi atau perkumpulan justru menjadi akar perpecahan perkumpulan itu sendiri yang dapat berujung pada permusuhan abadi. 

Di sinilah sikap untuk saling pengertian dibutuhkan, agar tetap dapat bersatu meskipun berbeda-beda.

Dampak Menyepelekan Manajemen Konflik

Manajemen konflik ada bukan sebagai teori belaka, melainkan sebagai realisasi dari peribahasa “sedia payung sebelum hujan”. Masalah atau konflik pasti akan datang cepat atau lambat. 

Untuk itu, kita dituntut tanggap terhadap masalah yang akan terjadi di hari esok. Jika tidak, akan banyak dampak negatif yang akan menimpa diri kita. 

Dampak dari mengabaikan manajemen konflik di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Terjadi perpecahan dan permusuhan antarkelompok.
  • Dianggap sebagai orang yang mementingkan dirinya sendiri atau egois.
  • Menjadi orang yang “manja” dalam menghadapi setiap masalah.
  • Mendapatkan masalah yang berlipat ganda dan tidak berujung.
  • Dibenci oleh masyarakat sekitar dan juga Sang Pencipta karena melakukan hal-hal yang tidak sewajarnya dilakukan.
  • Sulit meraih kebahagiaan.

Jangan pernah menganggap kecil sesuatu yang sebenarnya besar. Kita tidak tahu kapan akan datang masalah dalam hidup. Oleh sebab itu, persiapkan diri untuk menjalani ujian hidup dengan benar. Kita bisa memilih cara yang mulia agar dapat hidup mulia, baik di dunia maupun di akhirat. 

Tujuan Manajemen Konflik

Jika konflik itu ada, tujuannya adalah untuk mendewasakan pribadi manusia dan manajemen konflik adalah alat yang dapat membantu proses pendewasaan diri tersebut. Apa yang kita lakukan jika akan membuka kaleng sarden? Kita akan mencari alat untuk membuka kaleng tersebut. 

Apa yang kita lakukan jika akan bepergian jauh? Kita akan mencari alat transportasi untuk mencapai tujuan. Sekecil apa pun masalahnya, pasti kita akan membutuhkan solusi untuk menyelesaikannya. 

Itulah tujuan dari manajemen konflik di dalam kehidupan manusia, sebagai alat atau sarana untuk menyelesaikan masalah yang ada, sebagaimana kita mencari pisau untuk membuka kaleng sarden.

Dalam sebuah situs dijelaskan beberapa tujuan manajemen konflik, di antaranya:

  • Mengenali aspek-aspek yang relevan untuk masalah kesehatan dan keamanan.
  • Dapat menaksir atau memperkirakan risiko yang akan terjadi.
  • Meningkatkan kemampuan berkomunikasi verbal maupun nonverbal. 
  • Meningkatkan kewaspadaan terhadap masalah yang akan datang.
  • Dapat menghindari konflik yang besar, sebab sudah dapat mengidentifikasi tanda-tanda akan terjadinya sebuah masalah.
  • Memahami penyebab suatu konflik terjadi.
  • Dapat memberikan ringkasan serta kesimpulan setelah melalui sebuah konflik atau masalah.

Itulah ulasan artikel mengenai  Pentingnya Manajemen Konflik dalam Kehidupan, semoga bermanfaat untuk Anda.

Post a Comment for " Pentingnya Manajemen Konflik dalam Kehidupan"