Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Syukuri Yang Kita Miliki, Jangan Berharap Lebih Karena Akan Membuat Kita Kecewa


Syukuri Yang Kita Miliki, Jangan Berharap Lebih Karena Akan Membuat Kita Kecewa

Jawablah pertanyaan ini dengan jujur: "Apakah Anda merasa berbahagia dengan hidup Anda saat ini atau apakah Anda menginginkan hal lain yang berbeda?"

Adalah sebuah hal yang sangat wajar dan manusiawi apabila kita menginginkan sebuah kehidupan yang lebih baik. Namun terkadang kita membiarkan emosi negatif menguasai diri kita sehingga membuat kita melupakan apa yang sudah kita miliki sekarang.

Mungkin karena kita melihat teman - teman kita atau siapapun mereka yang membagikan sebagian gaya hidupnya di media sosial, ambil contoh instagram misalnya, bagaimana mereka hidup seolah - olah bahagia selamanya tanpa pernah merasakan kesusahan. Makan enak kesana - sini, berlibur ke tempat - tempat wisata yang lux dan mewah dan mengendarai mobil keluaran terbaru.

Disisi lain, kita kemudian melihat diri kita sendiri yang hidup sederhana dan bersahaja. Jangankan untuk makan makanan yang enak - enak, sekedar untuk bisa makan saja kita masih harus berjuang setiap hari. Jangankan untuk berlibur ke tempat yang mewah, sekedar untuk berlibur di rumah saja kita tidak bisa karena setiap hari kita harus bekerja dan berjuang mencari nafkah.

Perbedaan - perbedaan tersebut kemudian membuat kita merasa rendah diri dan berkecil hati, bahkan kadang terbersit pikiran mengapa Tuhan tidak adil terhadap diri kita?

Bukanlah sebuah rahasia jika semua orang pasti selalu menginginkan kehidupan yang lebih baik. Kadang kita selalu berfikir kenapa rumput di pekarangan tetangga bisa lebih hijau di bandingkan dengan di pekarangan kita. Kenapa orang lain bisa lebih beruntung daripada kita. Kenapa orang lain lebih sukses daripada kita, dan seterusnya. Kemudian kita berpikir dan berangan - angan bagaimana enaknya kalau bisa  bertukar posisi dengan mereka?

Ada satu hal yang kita lupakan, kita terkadang hanya melihat sesuatu secara obyektif hanya dari satu sisi saja, yakni penampilan. Kita tidak berusaha untuk melihat lebih dalam lagi bahwa pada kenyataannya tidak peduli seberapapun suksesnya seseorang, seberapa kayanya mereka, mereka tetap sama dengan kita yakni memiliki masalah dalam hidupnya. Bahkan terkadang masalah yang ada pada diri mereka jauh lebih besar daripada masalah yang ada pada diri kita, dan kita tidak pernah tahu akan hal itu.

Salah satu kesalahan kita adalah kadang mengukur segala sesuatu dengan uang. Bahkan ketika kita sedang berjuang agar bisa mandiri secara finansial, kita selalu berharap untuk mendapatkan pendapatan yang cukup dan tidak kekurangan. Namun, apakah setelah merasa cukup secara finansial kemudian tidak akan muncul tantangan yang lain? Pada kenyataannya adalah akan selalu ada tantangan lain yang muncul, karena pada dasarnya tidak ada kamusnya kata cukup bagi manusia. Setelah mendapatkan satu hal maka manusia akan mengejar keinginan yang lain. Begitu seterusnya dan tidak akan ada ujungnya sampai manusia itu mati.

Saya sebenarnya tidak mengharuskan supaya kita merasa cukup dan bebas secara finansial. Meskipun, kita tetap harus mengembangkan pola pikir seperti itu. Maksud saya adalah terlepas dari apakah kita kaya atau miskin, masih sendiri atau sedang berada dalam suatu hubungan, hendaknya kita selalu dan tetap merasa berbahagia. Bagaimana kita belajar tentang kebahagiaan ini? Dapatkah kita belajar untuk menjadi bahagia dengan keadaan kita saat ini?

Bekerja Melalui Masalah Anda

Kunci utama dari proses belajar tentang hidup berbahagia adalah dengan selalu bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki, jangan berharap lebih karena akan membuat kita kecewa. Bersyukur bahwa apapun yang kita peroleh dan kita punya itu adalah hal terbaik yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Selalu berprasangka baik terhadap Tuhan dan tidak menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi dalam hidup kita. Selalu ingat, bahwa Tuhan pasti dan selalu menginginkan yang terbaik untuk kita.

Proses atau tahapan selanjutnya adalah menanamkan pemahaman pada diri kita bahwa hidup adalah proses yang terus berkembang. Terkadang kita akan mengalami kesulitan, rasa sakit dan pergumulan, sementara di waktu yang lain kita akan mengalami bersukacita, kegembiraan dan keberhasilan.

Seorang tokoh ternama yakni Winston Churchill pernah mengatakan : "Sukses terdiri dari kegagalan , namun untuk gagal tanpa kehilangan antusiasme." Menurut Beliau untuk berhasil, kita tidak boleh kehilangan antusiasme terlepas dari segala kesulitan yang kita hadapi.

Tantangan justru akan membantu kita untuk mempertajam mata gergaji karakter kita. Saya telah mengalami banyak sekali tantangan di sepanjang hidup saya. Ada saat-saat di mana saya pikir saya ditakdirkan untuk menjadi orang yang gagal. Bukan berarti saya tidak ingin berhasil, namun pada setiap kali saya mencoba, saya selalu mengalami kegagalan. Saya pikir hidup itu selalu melawan saya dan saya membandingkan diri saya dengan orang lain yang berhasil. Tapi pelajaran tersebut  justru telah memberikan kontribusi untuk pengembangan pribadi saya. Apa yang Anda yakini sebagai sebuah hal yang merugikan mungkin saja merupakan hal terbesar bagi pertumbuhan pribadi kita.

Sebuah Kata Bijak Mengatakan, "Hambatan Adalah Jalan."


Syukuri Yang Kita Miliki, Jangan Berharap Lebih Karena Akan Membuat Kita Kecewa

Apakah hal tersebut masuk akal? Dapatkah kita menghargai apa yang terjadi di luar ekpektasi yang kita bayangkan? Ketika kita sedang berjalan dan kemudian  ditengah perjalanan tersebut kita menemukan sebuah hambatan atau rintangan apa yang akan kita lakukan? Apakah berusaha untuk menyingkirkan rintangan tersebut dan meneruskan perjalanan kita ataukah kita memilih untuk kembali dan mengambil jalan lain sehingga tidak mengalami rintangan tersebut.

Bagi saya, akan jauh lebih baik jika kita berusaha untuk menyingkirkan rintangan tersebut karena kita tahu setelah kita menyingkirkannya kita bisa meneruskan perjalanan kita. Bagaimana dengan Anda?

Ketika kita bekerja untuk mengatasi masalah kita, hidup tidak akan tampak suram seperti yang kita pikirkan. Hidup hanya terlihat seperti itu ketika kita terjebak dalam cara hidup tertentu dan tidak dapat menemukan jalan keluar. Kita seperti tikus dalam sebuah percobaan di laboratorium, berputar pada sebuah roda tanpa pernah berakhir dan tanpa bisa keluar.

Kuncinya adalah di tangan kita dan terletak pada kemampuan kita untuk menemukan solusi untuk masalah yang kita hadapi. Berhentilah untuk terus membandingkan diri kita dengan orang lain, karena kita menyadari itu adalah sebuah kesia-siaan dan tidak produktif. Kita harus menjadi motivator untuk diri kita sendiri, konselor jika kita ingin menaklukkan tantangan dalam hidup kita.

Demikianlah artikel tentang Syukuri Yang Kita Miliki, Jangan Berharap Lebih Karena Akan Membuat Kita Kecewa. Semoga bisa menginspirasi kita semua.

Post a Comment for "Syukuri Yang Kita Miliki, Jangan Berharap Lebih Karena Akan Membuat Kita Kecewa"