Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Enam Prinsip Pembinaan Kepemimpinan

Daftar Isi

Enam Prinsip Pembinaan Kepemimpinan

Pemimpin yang melatih langsung bawahannya dan rekan kerjanya memiliki perspektif dan tantangan yang berbeda dengan pelatih kepemimpinan profesional eksternal. Namun, Pembina pemimpin, seperti yang disebut oleh CCL, harus mengikuti "aturan keterlibatan" yang sama dengan para profesional untuk menciptakan landasan bagi pembinaan yang efektif. 

Ada enam prinsip yang dapat membantu Anda membangun hubungan pembinaan baru, menyesuaikan gaya pembinaan Anda untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda, dan mengatasi tantangan dan perjuangan yang mungkin muncul.

"Ketika hubungan pembinaan tidak berjalan dengan baik, kembali ke dasar," kata Douglas Riddle dari CCL. "Solusi awal dari rasa frustasi, baik itu dari pihak pelatih atau yang dibina, seringkali dapat ditemukan dengan melihat enam prinsip inti ini."

Enam Prinsip Pembinaan Kepemimpinan

Prinsip 1: Ciptakan lingkungan yang aman dan menantang

Sebagai pelatih, Anda harus bertanggung jawab menciptakan lingkungan yang aman bagi orang yang dibina agar dapat mengambil risiko dan belajar. Namun, menciptakan rasa aman bisa menjadi tantangan bagi Pembina pemimpin. 

Sebagai bos atau manajer, peran Anda dapat membuat coachee merasa khawatir tentang bagaimana informasi yang mereka bagikan akan digunakan di luar sesi pembinaan. Untuk mengatasi hal ini, penting untuk memiliki sikap terbuka dan tidak menghakimi. Temukan keseimbangan yang tepat antara memberikan tantangan dan dukungan kepada orang yang dibina.

Prinsip 2: Bekerja dengan agenda yang dibina

Pengalaman pembelajaran bukan tentang Anda. Orang yang dibina memutuskan tujuan mana yang akan dikerjakan dan bagaimana cara mencapainya. Meskipun idealnya ada keselarasan antara agenda pembelajaran binaan dan tujuan organisasi, prioritas Anda tidak boleh dipaksakan dalam hubungan pembinaan. Ketika Anda memang perlu mendorong agenda Anda, lebih baik lakukan melalui peran manajerial agar tidak membuat orang yang dibina merasa dimanipulasi atau merusak hubungan pembinaan.

Prinsip 3: Fasilitasi dan berkolaborasi

Sebagai pelatih, Anda tidak memberikan jawaban, membuat rekomendasi, atau bertindak seperti "ahli". Fokus Anda adalah pada kebutuhan orang yang dibina dan Anda menghindari bereaksi secara pribadi, menceritakan kisah Anda sendiri, atau mendukung teori atau teknik yang menjadi pilihan Anda. 

Meskipun pelatih dapat menyarankan opsi, keputusan akhir tentang tindakan yang akan diambil berada di tangan orang yang dibina. Jika Anda memiliki investasi yang tinggi dalam hasil yang diinginkan, Anda harus berbagi tanggung jawab untuk mencapainya.

Prinsip 4: Advokasi kesadaran diri

Mengetahui kekuatan dan kebutuhan pengembangan seseorang merupakan prasyarat untuk berkembang sebagai seorang pemimpin. Sebagai seorang pelatih, penting untuk mengenali perilaku Anda sendiri dan memahami dampaknya terhadap orang lain. 

Dengan demikian, Anda akan lebih mampu menganalisis atau memprediksi hasil interaksi Anda dengan orang lain dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diinginkan. Mendemonstrasikan kesadaran diri ini dan memupuk kesadaran diri dalam diri orang yang dibina adalah langkah penting untuk pengembangan.

Prinsip 5: Promosikan pembelajaran dari pengalaman

Kebanyakan orang memiliki kapasitas untuk belajar, tumbuh, dan berubah, selama mereka menemukan pengalaman yang tepat dan siap untuk belajar. Merefleksikan pengalaman masa lalu adalah metode yang efektif untuk mengidentifikasi kekuatan pribadi dan kebutuhan pengembangan, serta peluang dan hambatan. 

Sebagai pelatih pemimpin, bantu orang yang Anda bina untuk berpikir tentang peristiwa dari perspektif apa yang berhasil dan apa yang tidak berhasil. Apa yang dapat dipelajari dari pengalaman-pengalaman ini? Bagaimana coachee dapat mengambil kesadaran tersebut dan menggunakannya di masa sekarang?

Prinsip 6: Mencontohkan apa yang diajarkan

Seorang pelatih bertanggung jawab untuk menunjukkan kepemimpinan dan keterampilan emosional yang ingin dikembangkan oleh yang dibina. Sebaiknya, Anda memiliki kesadaran diri yang cukup untuk menilai apakah Anda memiliki kapasitas dan keterampilan untuk melatih pada masalah tertentu atau apakah orang yang dibina akan lebih terlayani dengan menerima bimbingan dari orang lain.

Kesimpulan

Enam prinsip pembinaan kepemimpinan di atas menyatakan bahwa seorang pelatih harus menciptakan lingkungan yang aman dan menantang, bekerja dengan agenda binaan, memfasilitasi dan berkolaborasi, mengadvokasi kesadaran diri, mempromosikan pembelajaran dari pengalaman, dan mencontohkan apa yang diajarkan. 

Prinsip-prinsip ini memberikan panduan bagi seorang pelatih untuk membantu orang yang dibinanya mencapai potensi kepemimpinan mereka. Dalam pembinaan, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan individu dan menghindari memaksakan tujuan Anda pada mereka. 

Pembinaan adalah tentang membantu orang yang dibina untuk belajar, tumbuh dan mengembangkan diri mereka sendiri, dengan mempertimbangkan pengalaman masa lalu dan mencontohkan keterampilan dan kompetensi emosional yang diinginkan.

Artikel ini diadaptasi dari buku The Center for Creative Leadership Handbook of Coaching (Jossey-Bass, 2006).

Post a Comment for " Enam Prinsip Pembinaan Kepemimpinan"