Jangan Sombong Dan Merasa Paling Pintar
image : pixabay
Selamat datang dan selamat berjumpa kembali di blog saya. Pada
kesempatan kali ini saya akan menulis sebuah artikel inspirasi yang
mengangkat topik jangan sombong dan merasa paling pintar.
Dalam kehidupan ini setiap orang telah di berikan oleh Tuhan berupa
kelebihan dan juga kekurangannya masing - masing. Namun kadang - kadang
kita menjumpai orang yang sangat sombong dan merasa kalau hanya
dirinyalah orang yang paling pintar. Orang lain selalu di anggapnya
lebih bodoh daripada dirinya. Pada akhirnya dia merasa sombong dan
tinggi hati serta memandang rendah kepada orang lain.
Bagaimana sikap kita seharusnya menghadapi orang seperti ini ?
Ada sebuah kisah inspiratif yang mungkin saja pernah anda baca atau
mungkin anda dengar karena kisah ini sebenarnya telah berulangkali di
angkat oleh para motivator ternama tanah air dalam acara - acara
seminar yang mereka selenggarakan. Dan di sini saya akan coba untuk
menuliskannya kembali untuk anda supaya anda tidak lupa dan bisa
menyegarkan kembali ingatan anda. Bagi anda yang belum mengetahui kisah
inspiratif ini maka ada baiknya membaca artikel ini hingga selesai agar
mengetahui makna di balik kisah tersebut dengan lebih dalam.
Sebelumnya saya ingin sampaikan bahwa kisah inspiratif ini sebenarnya
di angkat dari sebuah buku motivasi yang cukup terkenal yaitu Public Speaking Mastery. Bagi anda yang mempunyai uang
lebih silahkan membelinya secara resmi di toko - toko buku yang ada di
kota anda masing - masing.
Di kisahkan dalam sebuah ekspedisi ada seorang profesor yang sedang
melakukan sebuah penelitian untuk karya ilmiahnya di sebuah pulau.
Dalam sebuah kesempatan secara kebetulan dia di antar oleh seorang
tukang perahu untuk menyeberangi lautan. Mereka berdua berada dalam
satu perahu dan terlibat dalam sebuah percakapan yang cukup menarik.
Sang Profesor tiba - tiba berkata : " Hai bapak tukang perahu, apakah
bapak tahu tentang ilmu geologi ?"
Bapak tukang perahu berkata :" Tidak tahu profesor, saya tidak pernah
belajar tentang ilmu geologi ".
Lalu Sang Profesor berkata lagi : " Wah sayang sekali, kalau begitu
bapak telah kehilangan 30% dari hidup bapak karena tidak belajar ilmu
geologi ".
Kemudian di tengah perjalanan tersebut sang profesor tiba - tiba
bertanya lagi kepada tukang perahu.
Sang Profesor berkata : " Hai bapak, apakah bapak tahu tentang ilmu
botani ?"
Bapak tukang perahu kemudian menjawab :" Tidak tahu profesor, saya
tidak pernah belajar dan tidak tahu tentang apa itu ilmu botani ".
Sang Profesor kemudian berkata lagi : " Wah sayang sekali, kalau begitu
antelah kehilangan 30% dari hidup anda karena tidak belajar ilmu botani
".
Kemudian mereka melanjutkan perjalanan kembali, dan untuk ketiga
kalinya sang profesor mengajukan pertanyaan kembali kepada tukang
perahu tersebut.
Sang Profesor berkata : " Hai bapak, apakah bapak tahu tentang ilmu
geografi ?"
Bapak tukang perahu berkata :" Tidak tahu profesor, saya tidak pernah
belajar dan tidak tahu tentang apa itu geografi ". Jawab tukang perahu
sambil menahan rasa malunya.
Lalu Profesor berkata kembali : " Sayang sekali, kalau begitu anda
telah kehilangan 30% dari hidup anda karena tidak belajar ilmu geografi
".
Sejurus kemudian tiba - tiba angin kencang datang di iringi oleh ombak
yang besar dan menerjang perahu yang mereka naiki berdua sehingga
membuat perahu tersebut terbalik.
Di tengah kepanikan tersebut, sambil berpegangan dengan erat pada
perahu yang sudah terbalik itu, tukang perahu mengajukan sebuah
permohonan kepada sang profesor untuk bertanya tentang satu hal
saja. Sang profesor pun setuju dan mempersilahkan tukang perahu
untuk bertanya kepadanya.
Bapak tukang perahu berkata : " Profesor, apakah Profesor tahu dan
pernah belajar berenang ?"
Profesor tersebut menjawab : " Tidak, saya tidak pernah belajar
berenang dan saya juga tidak bisa berenang ".
Bapak tukang perahu kemudian berkata : " Kalau begitu sayang sekali
profesor karena Profesor telah kehilangan 100% dari hidup anda karena
tidak pernah belajar cara berenang".
Dari percakapan di atas, apa hikmah yang dapat kita ambil dan
simpulkan?
1. Jangan sombong karena pintar di satu bidang ilmu pengetahuan, karena
belum tentu kita menguasai bidang ilmu yang lain.
2. Percaya bahwa Tuhan telah memberikan kelebihan kepada setiap orang
dan juga kekurangannya.
3. Menghormati orang lain dan tidak memandang remeh kepadanya.
Seorang arsitek yang handal belum tentu mampu menjadi seorang tukang
batu yang mumpuni. Seorang pengusaha belum tentu mampu menjadi seorang
petani yang kreatif dan seorang insinyur belum tentu bisa menjadi
seorang pedagang yang sukses.
Semua hal di atas bukanlah sebuah perbedaan namun adalah sebuah
keanekaragaman yang sifatnya saling melengkapi antara satu dengan yang
lainnya.
Jika demikian maka tidak ada gunanya menyombongkan diri karena orang
lain juga mempunyai kelebihan sesuai dengan bidangnya masing - masing.
Satu hal yang harus kita lakukan adalah senantiasa bersyukur kepada
Tuhan dan berusaha agar ilmu yang kita kuasai bisa bermanfaat untuk
orang lain.
Demikianlah artikel tentang jangan sombong dan merasa paling pintar. Semoga
artikel ini bisa menggugah hati kita untuk selalu nenghormati orang
lain dan tidak menyombongkan kemampuan yang telah Tuhan berikan kepada
kita.
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya.
Post a Comment for "Jangan Sombong Dan Merasa Paling Pintar"