Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tugas dan Tanggung Jawab Manajemen Produksi

Tugas dan Tanggung Jawab Manajemen Produksi

Menempati posisi jabatan sebagai seorang manajer produksi barangkali adalah sebuah gengsi tersendiri bagi seseorang. Mengingat posisi ini cukup strategis dan menjadi salah satu kunci utama keberlangsungan sebuah perusahaan. 

Tanggung jawab dalam manajemen produksi memang cukup besar dalam perusahaan manufaktur karena menjadi nyawa perusahaan tersebut adalah departemen produksi tersebut.

Tidak mudah untuk menduduki posisi jabatan sebagai manajer produksi, karena diperlukan kemampuan manajemen yang bagus, pengetahuan teknis yang kuat, dan jiwa kepemimpinan yang bisa diandalkan. 

Menuntut ilmu di pendidikan formal jurusan ekonomi saja tidak cukup untuk menjadi seorang manajer produksi, melainkan jam terbang yang tinggi di lapangan juga menjadi faktor yang sangat penting.

Kebutuhan untuk mengelola departemen produksi atau manajemen produksi ini muncul seiring dengan perkembangan industri. 

Dahulu, perusahaan manufaktur dibuat semata-mata hanya untuk memproduksi suatu barang tertentu, tanpa memperhitungkan tingkat efisiensi dan efektifitas proses produksi. Namun, seiring dengan munculnya sistem spesialisasi atau pembagian kerja, kebutuhan untuk menempatkan seseorang yang bertanggung jawab dalam manajemen produksi juga dirasa perlu.

Selain itu, sejak revolusi industri dan berkembangnya alat produksi dan teknologi yang digunakan untuk mendukung proses produksi, menjadikan pengelolaan proses produksi perlu dilakukan dengan lebih rapi dan profesional. 

Untuk memenuhi kebutuhan industri akan seseorang yang mumpuni dalam bidang produksi dan bisa mengatur alur proses produksi menjadi lebih efektif dan efisien, maka ilmu yang mempelajari manajemen produksi pun mulai berkembang. 

Metode kerja, hubungan antar manusia, dan model-model keputusan juga ikut dipelajari untuk menunjang pengelolaan produksi agar semakin baik.

Pengertian Manajemen Produksi 

Pada dasarnya manajemen berarti seni mengelola, mengorganisir bidang-bidang yang berbeda untuk mencapai suatu tujuan bersama. Manajemen produksi sendiri merupakan bagian atau cabang dari manajemen tersebut secara keseluruhan.

Produksi sendiri memiliki pengertian sebagai suatu aktivitas yang dilakukan dengan tujuan menambah nilai guna suatu barang atau menciptakan barang baru sehingga memiliki manfaat lebih dan mampu memenuhi kebutuhan tertentu. 

Jika suatu barang diberi nilai guna lebih tapi tanpa mengubah bentuknya disebut produksi jasa, sementara jika memberi manfaat lebih pada suatu barang dilakukan dengan mengubah sifat atau bentuk barang tersebut maka itu yang disebut dengan produksi barang.

Setiap proses produksi tersebut tentunya membutuhkan seseorang yang bertanggungjawab untuk memastikan seluruh proses produksi berjalan lancar, efektif, dan efisien. Inilah yang disebut manajer produksi. 

Secara garis besar, tugas manajer produksi adalah mengelola atau mengkoordinir berbagai divisi produksi yang berbeda-beda untuk bersama-sama menghasilkan atau memproduksi suatu barang tertentu dalam jumlah tertentu dalam periode tertentu dan dengan standar kualitas tertentu.

Ruang Lingkup Manajemen Produksi

Beberapa poin yang menjadi objek pembahasan dalam manajemen produksi adalah merancang sistem produksi dan operasionalnya. Merancang sistem produksi sebaiknya dilakukan di awal sebelum proses produksi berjalan.

Namun, terkadang seorang manajer produksi bergabung di sebuah perusahaan ketika desain produksi sudah disusun oleh manajer produksi sebelumnya. Maka yang harus dilakukan manajer produksi pada posisi itu adalah menganalisis apakah desain produksi yang selama ini berjalan itu sudah efektif atau belum. 

Jika belum, pada bagian atau tahapan mana saja yang menjadi penyebab ketidakefektifan tersebut atau dengan cara menambah, mengurangi, atau mengubah sistem produksi tersebut.

Perancangan atau juga pengubahan sistem produksi ini, terdiri dari menyeleksi atau merancang peralatan yang mendukung proses produksi, menentukan unit produksi apa saja yang terlibat dalam proses produksi, mengatur alur kerja, membuat pembagian tugas. 

Selain itu, juga menerapkan strategi produksi dan operasional, memilih bahan baku, mengontrol kualitas barang yang diproduksi, dan sebagainya.

Bahkan jika diperlukan manajemen produksi juga melakukan pemilihan lokasi di mana sebuah pabrik akan dibangun. Selain itu, juga memperhatikan akses transportasi dari dan ke pabrik, dan juga mengatur posisi dan tata letak unit-unit produksi yang terlibat sehingga membuat kinerja setiap bagian lancar dan terarah.

Jenis-jenis Pola Produksi

Manajemen produksi juga harus memahami pola-pola produksi yang ada untuk merancang sistem produksi yang paling tepat untuk diterapkan. Setiap perusahaan memiliki pola produksi yang berbeda-beda, sesuai dengan karakter perusahaan itu sendiri. 

Ada perusahaan yang menerapkan satu pola saja, namun ada pula yang mengkombinasikan beberapa pola tertentu sesuai kebutuhan. 

Jenis-jenis pola produksi itu adalah sebagai berikut:

Pola produksi horisontal

Pola produksi ini kadang disebut juga sebagai pola produksi konstan karena sebuah perusahaan memproduksi suatu barang tertentu dalam jumlah yang selalu sama pada setiap periode.

Pola produksi bergelombang

Pola produksi ini berlawanan dengan pola produksi konstan karena jumlah barang yang diproduksi tidak pernah sama pada setiap periode. Biasanya ini dipengaruhi oleh besarnya permintaan, meskipun tidak menutup kemungkinan adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.

Pola produksi moderat

Pola produksi yang satu ini bisa dikatakan sebagai kombinasi antara dua pola produksi diatas, yaitu pola produksi konstan dan bergelombang. Jumlah barang yang diproduksi dalam pola ini bergelombang atau naik turun namun perbedaannya tidak terlalu ekstrim sehingga hampir mendekati stabil atau konstan.

Setiap perusahaan bisa menerapkan satu atau kombinasi dari pola-pola produksi di atas, sesuai dengan kebutuhan. Keputusan pola produksi mana yang akan diterapkan itu menjadi bagian dari desain produksi yang dilakukan oleh manajemen produksi. 

Adapaun hal-hal yang bisa memberi pengaruh terhadap pola produksi, antara lain:

  • Penjualan
  • Biaya produksi (meliputi harga bahan baku, biaya operasional, dan gaji karyawan)
  • Kapasitas atau kemampuan produksi (baik kemampuan sumber daya manusia maupun peralatan dan fasilitas produksi)

Pengambilan Keputusan

Sebuah proses produksi selalu membutuhkan pengambilan-pengambilan keputusan strategis demi kelangsungan dan kelancaran proses produksi. Pengambilan keputusan yang berkaitan dengan produksi ini merupakan bagian dari wilayah manajemen produksi.

Departemen produksi setidaknya memiliki lima wilayah yang menjadi keputusan utama manajemen produksi, yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan mutu atau kualitas. 

Disisi lain, pengambilan keputusan dalam manajemen ini dibedakan menjadi:

  • Keputusan diambil atas suatu peristiwa yang pasti
  • Keputusan diambil atas suatu peristiwa yang memiliki resiko
  • Keputusan diambil atas suatu peristiwa yang tidak pasti
  • Keputusan diambil atas suatu peristiwa yang bertentangan dengan kondisi lain

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka seorang manajer produksi hendaknya memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup tentang teknis peralatan produksi dan detail proses produksi itu sendiri, memahami tentang bahan baku dan ketersediaan, memahami tentang kemampuan sumber daya manusia, memahami kualitas seperti apa yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya.

Dan itu semua tentunya membutuhkan pengambilan-pengambilan keputusan yang tidak mudah. Tanpa semua pengetahuan dan pengalaman itu tadi, seorang manajer produksi tidak akan bisa menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan maksimal.

Oleh karena itu, biasanya seorang manajer produksi direkrut dari karyawan yang sudah lama berkecimpung dalam bidang produksi dan tahu bagaimana seluk-beluk proses produksi. Seorang manajer produksi yang baik bahkan tidak akan canggung untuk turun ke lapangan atau ke pabrik.

Dia akan mengawasi langsung proses produksi dan berinteraksi dengan mereka yang terlibat dalam proses tersebut. Meskipun telah memiliki kedudukan yang tinggi dan dihormati di perusahaan, seorang manajer produksi yang bertanggung jawab biasanya tidak akan memilih duduk manis di belakang meja, melainkan sering terjun langsung ke lapangan.

Tugas, fungsi, dan tanggung jawab manajemen produksi memang meliputi hal yang kompleks dan membutuhkan perhitungan yang teliti dan pemahaman yang luas. 

Itulah kenapa menuntut ilmu di perguruan tinggi dan mendapatkan gelar sarjana ekonomi atau bahkan magister manajemen saja tidak cukup. Melainkan juga diperlukan pemahaman yang kuat tentang teknis produksi dan jam terbang yang tinggi dalam produksi yang bersangkutan.

Post a Comment for " Tugas dan Tanggung Jawab Manajemen Produksi"