Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tips Menyusun Pidato yang Menggugah Pemirsa

pidato

Apakah Anda pernah menyusun naskah pidato? Misalnya naskah pidato untuk lomba, peringatan hari besar atau pidato perpisahan? Menyusun naskah pidato tidak ubahnya seperti menulis sebuah artikel. Harus ada bagian pembukaan, isi, dan penutup.

Hanya saja dalam naskah pidato kita harus memperhatikan bahwa naskah ini disampaikan dalam bahasa verbal nantinya sehingga membutuhkan bahasa yang lebih komunikatif, mudah dimengerti, dan disesuaikan dengan kondisi hadirin yang akan mendengarkannya.

Pengertian Pidato

Apa yang dimaksud dengan pidato? Pidato adalah sebuah kegiatan menyampaikan pendapat, gagasan, ide atau pemikiran di depan umum untuk memberikan gambaran tentang sesuatu secara verbal atau melalui ucapan. 

Pidato identik juga dengan berorasi atau menyampaikan pendapat secara lantang, seperti pidato kenegaraan, pidato peringatan, pidato perpisahan, pidato penyambutan dan lain sebagainya.

Pidato terkadang disampaikan secara formal dan dengan bahasa yang datar. Namun, tidak jarang juga disampaikan dengan bahasa ringan dan sederhana. Terkadang disisipi dengan quote, puisi bahkan pantun perpisahan dalam pidato perpisahan agar terkesan lebih menarik dan membumi.

Fungsi Pidato

Ada beberapa fungsi pidato yang perlu Anda ketahui, antara lain:

1. Menyampaikan sebuah informasi kepada orang lain atau informasi dari atasan kepada bawahan secara langsung dan massal.

2. Memberikan suatu pemahaman, penjelasan, dan pencerahan kepada orang lain tentang sebuah permasalahan.

3. Mempengaruhi orang lain agar mengikuti apa yang kita sampaikan dengan sukarela.

4. Menghibur orang lain dengan pidato yang disampaikan sehingga mereka merasa senang dan puas dengan apa yang kita sampaikan. 

Untuk tujuan tersebut, sebuah pidato sebaiknya tidak menoton dan hanya melulu berisi informasi. Pidato bisa disisipi dengan pantun, puisi, humor dan sejenisnya. Misalnya, untuk pidato perpisahan, bisa disisipi dengan pantun perpisahan. Untuk pidato penyambutan bisa disisipi dengan pantun pertemuan, humor, dan sebagainya.

Persiapan Menyusun Naskah Pidato

Dalam menyusun sebuah naskah pidato, kita tidak bisa asal-asalan. Kita harus memiliki wawasan yang memadai terkait dengan pokok bahasan dalam naskah pidato yang akan disusun. Jangan sampai salah menyusun rangkaian kata dalam naskah pidato. 

Ada beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum menyusun naskah pidato, antara lain sebagai berikut:

1. Kenali siapa calon pendengar pidato kita? Ketahui sejauh mana wawasan calon pendengar pidato. Dengan mengenal wawasan calon pendengar maka kita bisa menyusun sebuah naskah pidato yang sesuai dengan pendengar kita. Baik dari sisi pembahasannya maupun dari sisi bahasa yang digunakan. 

2. Ketahui juga durasi waktu yang disediakan untuk berpidato. Dengan mengetahui durasi waktu kita bisa memprediksikan panjang pendeknya naskah pidato yang akan disusun.

3. Siapkan naskah pidato yang menggugah dan mudah dipahami. Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh semua hadirin.

4. Perhatikan juga tema dan jenis acara. Apakah acara formal, semi formal atau santai. Naskah pidato hendaknya menyesuaikan dengan hal ini.

5. Siapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menyusun naskah pidato, seperti data-data, informasi dan bahan-bahan tambahan jika diperlukan. Misalnya, ketika menyusun naskah pidato untuk perpisahan, kita bisa mempersiapkan beberapa pantun perpisahan sebagai penutup pidato sehingga naskah pidato yang kita susun menjadi lebih menggugah bagi pemirsa..

Unsur-unsur dalam Pidato

pidato

Untuk menyusun sebuah naskah pidato yang menggugah pemirsa, kita perlu mengetahui apa saja unsur-unsur dalam pidato tersebut.  Ada beberapa unsur-unsur  yang harus diperhatikan dalam menyusun yang harus ada dalam naskah pidato, yaitu:

a. Pembukaan

Bagian ini berisi salam pembuka dan salam penghormatan kepada seluruh hadirin. Selain itu, terkadang pada bagian ini juga dilengkapi dengan ucapan syukur kepada Tuhan dan shalawat kepada Nabi Muhammad (untuk pidato Muslim).

Contoh:

Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua

Yang saya hormati Bapak Kepala Sekolah beserta wakil

Yang saya hormati Bapak dan Ibu Guru

Teman-teman yang saya cintai

Puji Syukur pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga acara perpisahan ini bisa terlaksana sesuai dengan rencana.

b. Sekilas Pengantar atau Pendahuluan

Pada bagian ini berisi pengantar awal pidato yang menggambarkan isi naskah pidato secara keseluruhan. Isi pada bagian ini tidak harus panjang, tetapi sangat penting. Mengapa demikian? Keberhasilan memikat pendengar pada bagian ini, merupakan awal dari kesuksesan menarik perhatian pendengar pada bagian selanjutnya dari pidato kita.

Contoh:

Tiga tahun kami di sini, menerima kasih sayang dan bimbingan dari Bapak dan Ibu guru. Menyerap semua ilmu yang diberi, mendengarkan setiap patah nasihat yang dibunyi, sebagai pegangan dan bekal kami untuk melangkah ke depan.

c. Isi

Bagian isi sering juga disebut dengan materi pidato. Pada bagian ini adalah inti dari naskah pidato sesungguhnya. Semua data, informasi dan hal-hal lain yang ingin disampaikan dirangkum pada bagian ini. Isi pidato disampaikan pada bagian ini secara runtut dan sistematis. 

Urutan yang umum digunakan dalam penyusunan materi pidato, yaitu:

  • Maksud
  • Tujuan
  • Sasaran
  • Rencana
  • Langkah-langkah
  • Penjabaran Informasi

d. Penutup

Penutup adalah bagian akhir dari sebuah naskah pidato. Pada bagian ini memuat tentang kesimpulan, harapan kesan dan pesan, serta hal-hal lain yang dianggap perlu untuk melengkapi sebuah pidato. Pada pidato perpisahan, umumnya bagi akhir ini dihiasi dengan beberapa pantun penutup. Misalnya, pantun perpisahan.

Pantun Perpisahan Sebagai Penutup

Pidato sangat identik dengan uraian panjang yang membosankan dalam sebuah acara sehingga tidak jarang pidato hanya sebagai ceremony yang harus ada dalam sebuah rangkaian acara. Apa yang disampaikan dalam pidato tersebut seringkali hanya dianggap sebagai angin lalu penyemarak acara tersebut.

Mengapa demikian? Salah satunya adalah karena materi pidato terkesan formal, membosankan, terlalu panjang atau bahkan terlalu bertele-tele.

Agar sebuah pidato tidak terkesan monoton dan membosankan, kita harus mempersiapkan sebuah naskah pidato yang menggugah.Singkat, padat, santai, tetapi pesan atau informasi yang ingin disampaikan bisa diterima dengan baik oleh pemirsa.

Agar pidato tidak terlalu membosankan, kita bisa menyisipkan beberapa selingan ringan pada naskah pidato, seperti pantun perpisahan. 

Ada beberapa tips ringan bagaimana menyusun naskah pidato yang menggugah  pemirsa, antara lain:

Ikuti langkah-langkah persiapan menyusun naskah pidato seperti yang sudah disampaikan di atas. Sedapat mungkin jangan lewatkan satu poin persiapan pun agar naskah pidato yang disusun benar-benar sesuai dengan suasana, tempat, dan audien yang dibidik. Dan yang terpenting adalah mempersiapkan semua bahan yang akan disampaikan dengan baik secara matang.

Mulailah dengan niat yang tulus untuk menyampaikan sebuah pesan kebaikan pada audiens, pada bawahan atau pada siapa saja yang mendengarkan pidato kita.

Gunakan bahasa yang ringan, santun, mudah dipahami dan sesuai dengan suasana acara yang diadakan. 

Pahami betul jenis naskah pidato yang ditulis, apakah pidato resmi kenegaraan, pidato penyambutan, pidato perpisahan, pidato peringatan atau yang lain. Setiap jenis pidato memiliki audien yang berbeda dan suasana acara yang berbeda sehingga gaya bahasa yang digunakan, durasi waktu, dan cara penyampaian juga akan berbeda.

Selain data dan informasi dalam pidato kita juga bisa menyelipkan pantun, puisi dan seni sastra lain. Selingan ini sangat membantu membuat naskah pidato kita menjadi lebih menggugah pemirsa.

Adapun manfaat dari selingan, sebagai berikut:

Memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Misalnya menyisipkan pantun perpisahan dalam naskah pidato perpisahan, berfungsi menyampaikan pesan tentang makna perpisahan yang seharusnya semakin mengeratkan ikatan persaudaraan dan untuk kembali saling bersilaturahmi di kesempatan yang berbeda.

Menyegarkan suasana agar suasana penyampaian pidato tidak membosankan dengan informasi-informasi yang monoton pada isi pidato.

Sebagai salam penutup. Biasanya banyak diisi dengan pantun perpisahan, dan ungkapan terima kasih atas perhatian hadirin (audience).

Contoh:

Jika ada sumur di ladang

Bolehlah kita menumpang mandi

Jika ada umur yang panjang

Bolehlah kita berjumpa lagi

**

Ikan basah ikan gurami

Kita berpisah untuk berjumpa lagi

Burung irian burung cendrawasih

Cukup sekian dan terimakasih

**

Itulah uraian artikel tentang Tips Menyusun Pidato yang Menggugah Pemirsa. Semoga uraian artikel ini berguna dan bermanfaat bagi Anda yang sedang belajar menulis naskah pidato.

Post a Comment for " Tips Menyusun Pidato yang Menggugah Pemirsa"