Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dilema Antara Kekecewaan vs Profesionalitas ? Bagaimana Menyikapinya ? Simak Tipsnya Di Sini


Dilema Antara Kekecewaan vs Profesionalitas ? Bagaimana Menyikapinya ? Simak Tipsnya Di Sini
image : pixabay

Apakah anda pernah merasakan Dilema Antara Kekecewaan vs Profesionalitas ? Bagaimana Menyikapinya ? Simak Tipsnya Di Sini agar anda bisa menyikapinya dengan bijaksana.

Ketika anda sudah bekerja pada suatu perusahaan dalam jangka waktu yang cukup lama tentu pernah merasakan dan mengalami sebuah kekecewaan dalam diri anda bukan ? Mungkin saja anda merasa kecewa dengan sikap bos anda terhadap diri anda, atau mungkin anda juga pernah merasakan kecewa dengan rekan - rekan kerja anda, bahkan mungkin saja anda pernah merasakan kecewa dengan kebijakan Manajemen dan Pimpinan perusahaan tempat anda bekerja?

Kekecewaan adalah sebuah hal yang wajar terjadi pada diri anda  karena mungkin apa yang anda harapkan ternyata tidak sesuai dengan kenyataan yang anda terima. Pertanyaannya kemudian adalah apakah rasa kecewa itu kemudian membuat kita menjadi malas, kurang bersemangat dan membuat kinerja kita menurun ? Bagi mereka yang berpikiran sempit dan bermental lemah tentu saja rasa kecewa yang timbul bisa saja berakibat kepada produktivitas yang menurun. Hilangnya semangat dan motivasi yang secara perlahan akan mengakibatkan kerugian bagi dirinya sendiri dan perusahaan. Tetapi sebaliknya bagi mereka yang berpikiran positif dan bermental kuat rasa kecewa itu tidak akan menurunkan semangat dan produktivitasnya. Hal itu karena mereka melihat segala sesuatunya dalam perspektive yang lebih luas. Mereka secara profesional bisa menempatkan antara fungsi dirinya dan kepentingan dirinya dengan perusahaan.

Di bawah ini saya akan coba sampaikan beberapa tips bagaimana caranya agar kita bisa mengatasi rasa kecewa yang ada pada diri kita tersebut, yaitu :

(1). Bertanya Kepada Bos Anda
Saya kira bertanya kepada atasan atau bos anda secara langsung untuk mengutarakan dan menyampaikan hal - hal yang membuat anda merasa kecewa adalah sebuah langkah yang tepat, dari pada anda tetap memendam pertanyaan - pertanyaan yang anda sendiri bingung menjawabnya yang pada akhirnya hanya menimbulkan prasangka buruk, maka akan lebih baik jika anda menemui atasan atau boss anda agar semuanya menjadi jelas. Penjelasan yang anda terima dari atasan anda tersebut, bisa jadi akan memuaskan diri anda tetapi bisa juga malah mengecewakan anda. Tapi paling tidak anda sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang ada di benak anda. Tahap selanjutnya adalah tergantung dari diri anda untuk menyikapinya.

(2). Pahami Situasi Yang Terjadi
Anda harus berusaha memahami situasi dan kondisi yang sedang terjadi saat ini dalam bisnis perusahaan. Apakah kondisi perusahaan sedang tidak sehat ? Hal ini akan membantu anda untuk bersikap lebih bijaksana. Dewasa ini tingkat persaingan dengan kompetitor sejenis sangatlah terasa. Kondisi seperti ini di alami oleh semua perusahaan. Bisa saja trend pemasaran perusahaan sedang tidak bagus sehingga perusahaan merasa perlu untuk mengambil tindakan dan langkah - langkah perbaikan.

(3). Tanyakan Pada Diri Anda
Anda perlu juga bertanya pada diri anda sendiri, untuk apakah sebenarnya saya bekerja di perusahaan ini ? Apakah semata - mata karena uang ? Kalau hanya itu bukannkah anda bisa pindah kerja di tempat yang lain ? Jawaban dari pertanyaan ini akan menyadarkan diri anda atas sikap anda selama ini. Perlu di ingat bahwa suasana kerja yang kondusif juga sangat kita perlukan daripada gaji semata. Bukankah banyak terjadi ketika seseorang pindah kerja karena iming - iming gaji yang lebih tinggi tanpa mengetahui kondisi tempat dia bekerja. Ujung - ujungnya dalam waktu yang singkat dia tidak betah dan mengundurkan diri. Setiap perusahaan mempunyai budaya kerja serta suasana kerja yang berbeda - beda. Jadi ini perlu menjadi sebuah pertimbangan buat anda.

(4). Ambil Hikmahnya
Anda harus berusaha untuk mengambil hikmah dan pelajaran dari rasa kecewa yang anda alami. Dengan begitu anda akan lebih hati - hati dan waspada. Bisnis adalah bisnis, dalam bisnis yang ada hanyalah profesionalitas. Tingkatkan skill dan kompetensi diri anda atau anda akan tergusur dan di ganti oleh mereka - mereka yang lebih siap daripada anda.

(5). Bersyukur
Inilah yang sering anda lupakan. Mungkin saja anda tidak mengetahui bahwa posisi  jabatan anda saat ini banyak di idam - idamkan oleh orang lain di luar sana. Anda harusnya bersyukur bahwa saat ini andalah yang menduduki jabatan tersebut. Jadi jangan biarkan rasa kecewa mengurangi rasa syukur anda kepada Tuhan. Ingat, anda mungkin kecewa karena satu hal, tapi anda lupa bahwa itu mungkin juga di akibatkan karena anda malas dan tidak pernah mau bersyukur.

Kesimpulan :
Rasa kecewa adalah hal yang lumrah dan manusiawi, tetapi dalam konteks pekerjaan rasa kecewa tidak boleh mengalahkan profesionalitas kita. Bisa anda bayangkan seandainya anda adalah seorang dokter, kemudian pada suatu ketika anda merasa kecewa dengan manajemen dan  pimpinan Rumah Sakit, lalu anda bersikap dengan tidak mau mengobati pasien yang datang berobat. Tentu sangat ironis dan tidak profesional bukan ? Apa yang akan terjadi dengan nasib pasien tersebut ? Apa salah dia ? Jadi profesionalitas sebagai seorang dokter tetap harus anda jaga melebihi segalanya. Anda tetap harus menjalankan tugas anda mengobati pasien yang datang berobat sebagai bagian dari sikap profesional seorang doker. Hal ini bukan hanya berlaku pada diri anda tetapi juga kepada siapapun.

Demikianlah postingan artikel  saya kali ini, semoga bermanfaat untuk anda.

Post a Comment for "Dilema Antara Kekecewaan vs Profesionalitas ? Bagaimana Menyikapinya ? Simak Tipsnya Di Sini"